Soloposcom, CILACAP — Gunung Padang merupakan situs kuno di Desa Salebu, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Situs ini dulunya berbentuk piramida atau punden berundak yang konon tampak seperti batuan panjang berbentuk heksagonal. Asal usul terbentuknya situs pabahan ini pun masih menjadi misteri.

Home Penemuan Senin, 28 Maret 2022 - 2124 WIBloading... Senjata pedang dan perkembangannya. FOTO/ IST A A A JAKARTA - Pedang adalah senjata paling kuno di dunia. Diketahui, pedang diciptakan pertama kali di Zaman Perunggu sebagai evolusi dari belati. Kemungkinan besar pedang dibuat saat peradaban kuno mengetahui cara menambang dan mengolah logam. Sekitar 1900 SM, tembaga telah menyebar ke seluruh Eropa dan dibuatlah pedang berbahan dasar tembaga. Baca Juga Paduan tembaga dengan timah menghasilkan perunggu. Kemudian orang Mesir membuat pedang perunggu sekitar tahun 2500 SM dengan memanaskan batangan perunggu, lalu ditimpa dan dipalu berulang kali hingga menghasilkan sebuah bilah. Bila ini lalu dirakit dengan gagang untuk menjadi pegangan dan menahan bilah, dibuat dari pegangan kayu, kemudian dibungkus dengan kulit atau atau kawat logam. Gagang berbentuk salib sederhana pada abad pertengahan. Akan tetapi, pada awal abad ke-15, pelindung silang dimodifikasi untuk membuat permainan pedang yang lebih canggih dan melindungi tangan dengan lebih baik. Bangsa Romawi menggunakan pedang bilah ganda untuk melakukan pertarungan tangan kosong. Pedang dengan ukuran lebih besar digunakan saat bertarung di atas kuda dan populer di Eropa Barat pada abad ke-3. Bangsa Viking dan Saxon dikatakan sebagai ahli pedang terkemuka dan mereka mahir dalam peleburan besi dan mendekorasi bilah pedang. Di abad pertengahan, pedang menjadi senjata favorit ksatria berbaju besi. Pedang mereka terbuat dari baja dan sangat tajam, hingga mampu memotong manusia menjadi dua. Pedang terkuat yang pernah dibuat adalah senjata samurai di Jepang. Memasuki abad kedelapan hingga akhir periode feodal di abad kesembilan belas, pandai besi Jepang membuat pedang dengan teknik mengelas potongan besi dan baja bersamaan, kemudian ditumbuk. Proses tersebut diulangi sebanyak 12-28 kali hingga menghasilkan pedang dengan bilah yang sangat tajam dan mampu menembus senapan mesin. pembuat pedang senjata senjata tajam benda kuno senjata maritim Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 42 menit yang lalu 2 jam yang lalu 4 jam yang lalu 5 jam yang lalu 6 jam yang lalu 6 jam yang lalu

Asalusul nama gunung slamet. Banyumas, brebes, tegal, pemalang dan kab. Nama 'slamet' diberikan karena gunung ini sangat dipercaya tidak akan pernah meletus dengan skala besar meski. Dari jajaran gunung api di jawa, bahkan indonesia, gunung slamet (3.428 m dpl) di jawa tengah memiliki nama yang bisa dibilang unik.
- Legenda Rawa Pening merupakan legenda yang berasal dari Provinsi Jawa Tengah. Rawa Pening merupakan danau alami yang memiliki luas ini berada di empat wilayah kecamatan di Kabupaten Semarang, yaitu Kecamatan Bawen, Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Tuntang, dan Kecamatan Banyubiru. Danau terletak di cekungan antara Gunung Merbabu, Gunung Telomoyo, dan Gunung Ungaran. Danau menjadi obyek wisata dan tempat memancing ikan menggunakan Legenda Rawa Pening Legenda Rawa Pening berawal dari sebuah desa yang bernama Desa Ngasem, terletak di kaki Gunung Telomoyo. Baca juga Rute ke Gunung Gajah Telomoyo, Salah Satu Spot Melihat Rawa Pening Desa tersebut dipimpin oleh kepala desa yang arif dan bijaksana yang bernama Ki Sela Gondang. Ia memiliki seorang putri berparas cantik yang bernama Endang Sawitri. Pada suatu hari, desa membutuhkan tolak bala berupa pusaka sakti sebagai syarat agar penyelenggaraan acara merti desa dapat berjalan lancar. Lalu, Endang Sawitri diutus untuk meminjam pusaka sakti milik Ki Hajar Salokantara, sahabat Ki Sela Gondang. Ki Hajar Salokantara memberikan pesan kepada Endang Sawitri supaya ia tidak meletakkan pusaka di atas pangkuannya.
Padamasa kejayaan Majapahit, gunung Penanggungan sering dikunjungi oleh Prabu Hayam Wuruk untuk bersembahyang atau sekedar menghabiskan waktunya di Jolotundo. bahkan dalam kekawin Negarakertagama pupuh terdapat pujian terhadap gunung Penanggungan. disebutkan ketika sang Prabu yang suka jalan-jalan tersebut pulang dari perjalanan keliling Jawa Timur dari Lumajang ke kerajaannya, dia melewati Pasuruan dan singgah di Cunggrang. di Ceritakan bahwa dari Cunggrang (yang merupakan asrama para
Sebelum munculnya senjata api, pedang adalah senjata paling penting di dunia. Mungkin tidak ada senjata lain yang memiliki dampak seperti itu dalam sejarah dunia. Pedang memainkan peran di hampir setiap budaya di seluruh dunia. Sebagai senjata pilihan para pahlawan, sering kali pedang ditampilkan secara menonjol dalam legenda dan mitos. Ada pedang yang memadukan sejarah dan fiksi yang tak terpisahkan, dengan berbagai kekuatan gaib yang dikaitkan dengan mereka. Fiksi modern juga menyumbang banyak pedang menakjubkan, memperoleh tempatnya dalam budaya pop. Nah, inilah 10 pedang menakjubkan dari legenda dan fiksi. 1. Zulfiqar. Zulfiqar adalah salah satu pedang paling terkenal dalam sejarah Islam. Pedang ini dimiliki oleh Hazrat Ali, yang mendapatkannya sebagai hadiah dari Nabi Muhammad SAW. Ali RA menggunakannya di sejumlah pertempuran, terutama Pertempuran Uhud. Pedang ini juga dipegang oleh Imam Hussain RA selama Pertempuran Karbala. Pedang adalah objek penghormatan dalam budaya Islam. Zulfiqar adalah salah satu dari 10 pedang menakjubkan yang pernah ada dalam sejarah. Secara historis sering digambarkan sebagai pedang berbilah ganda seperti pada bendera Muslim. Dan juga biasanya ditunjukkan dalam penggambaran Ali Syi'ah. Menurut Shi'ite, pedang itu turun dari surga. Meskipun, tidak ada narasi dalam Islam Sunni yang mengatakan bahwa pedang itu turun dari surga, atau bahwa pedang itu bermata dua. 2. Excalibur. Siapa pun yang akrab dengan legenda Arthurian pasti pernah mendengar tentang Excalibur yang terkenal itu. Pedang itu disebut Caledfwlch dalam bahasa Welsh. Pedang ini disebut-sebut sebagai pedang Raja Arthur dan telah sering dikaitkan dengan kedaulatan Britania Raya. Excalibur diberikan kepadanya oleh Lady of the Lake, dan memiliki kekuatan magis. Pedang tersebut tidak bisa dihancurkan dan sarung pedangnya melindungi sang pengguna dari bahaya fisik. Morgan Le Fay, penyihir wanita dan saudara tiri dari Arthur, mencuri pedang itu, meskipun pedang itu kemudian ditemukan kembali tanpa sarungnya. 3. Kusanagi no Tsurugi. Secara harfiah berarti Pedang Pemotong Rumput, Kusanagi-no-Tsurugi adalah salah satu kerajaan di kekaisaran Jepang. Diyakini telah ditemukan dari tubuh ular raksasa. Selain itu, kemudian dioegang oleh prajurit terkenal Yamato Takeru. Selama pertempuran, ia mengetahui bahwa pedang itu bisa mengendalikan angin. Menurut cerita rakyat, pedang itu hilang selamanya dalam pertempuran abad ke-14. 4. Sword of Omens. The Sword of Omens adalah senjata Lion-O, pemimpin ThunderCats dari serial kartun fiksi. Pedang ini punya berbagai kemampuan, seperti kemampuan untuk menyusut menjadi ukuran kecil ketika tidak digunakan. Seperti palu Thor, benda ini juga bisa terbang langsung ke tangan Lion-O ketika dipanggil. Juga bisa menembakkan ledakan energi dan membentuk perisai perlindungan. Tidak jarang juga pedang ini dapat memproyeksikan sinyal untuk memanggil ThunderCats lainnya, tidak seperti yang digunakan oleh Batman. 5. Durendal. Menurut legenda, Durendal adalah pedang Paladin Roland milik Charlemagne. Berbagai kemampuan dikaitkan dengan pedang ini, terlepas dari ketajamannya yang dapat menembus apa pun. Pada satu cerita pedang ini ditempa oleh Wayland the Smith dan diberikan kepada Charlemagne oleh seorang malaikat. Legenda lain mengatakan bahwa ia pernah menjadi milik Hector of Troy. Pedang itu seharusnya berisi berbagai bagian tubuh Santo Petrus, Santo Basil, dan Santo Denis dalam gagang emasnya. 6. Shamshir-e Zomorrodnegar. Secara harfiah berarti "pedang bertabur zamrud", senjata ini muncul dalam legenda Persia Amir Arsalan. Konon dulu pernah menjadi milik Raja Salomo, dan kemudian datang ke tangan seorang penyihir yang pada musim semi berubah menjadi setan bernama Fulad-zereh. Pedang ini adalah satu-satunya hal yang bisa membunuh iblis dan luka yang ditimbulkannya tidak bisa disembuhkan dengan mudah. 7. Joyeuse. Memiliki arti “gembira”, Joyeuse adalah pedang pribadi Charlemagne. Legenda mengatakan bahwa pedang itu mengandung Tombak Longinus. Dulu warnanya bisa berubah sampai tiga puluh kali sehari, di samping berbagai sifat magisnya. Charlemagne menggunakan Joyeuse untuk membunuh komandan Saracen, Corsuble. Pedang itu bahkan memiliki nama kota setelahnya. Pedang, yang diyakini sebagai Joyeuse, disimpan di Louvre. 8. Sword of Gryffindor. The Sword of Gryffindor muncul di salah satu seri sastra anak-anak paling terkenal, Harry Potter. Pedang ini adalah pedang buatan goblin yang dulu dimiliki oleh penyihir hebat Godric Gryffindor. Pedang itu muncul kapan pun seorang Gryffindor sejati benar-benar membutuhkannya. Harry Potter menggunakannya untuk menusuk Basilisk hingga mati di tahun keduanya di sekolah sihir Hogwarts, sehingga meningkatkan efeknya. Neville Longbottom juga pernah menghunus pedang ini, yang dengannya dia membunuh Nagini, ular peliharaan Voldemort. 9. Glory of Ten Powers. Tidak mengherankan bahwa pedang ini termasuk pedang dari legenda Tiongkok, mengingat kekayaan mereka. The Glory of Ten Powers adalah pedang yang ditempa oleh pasangan ajaib di Tibet. Dikatakan bahwa roh memasuki pedang pada saat penempaan, terinspirasi oleh cinta antara pasangan itu, dan hasilnya memberikan pedang dengan kekuatan magis. Namun, dikatakan telah dihancurkan kemudian oleh musuh pasangan itu. 10. Stormbringer. Stormbringer adalah pedang yang dipegang oleh Elric dari Melnibon, seorang penyihir aliran gelap dan protagonis dari serangkaian cerita fantasi dan novel karya Michael Moorcock. Pedang itu jahat, karena memakan jiwa siapa pun yang dibunuhnya, dan merusak penggunanya. Pedang ini memberi energi untuk mendukung Elric yang lemah. Namun dia menjadi sering membunuh teman-temannya juga. Elric juga tidak bisa menyingkirkan pedang ini saat ia ingin menyingkirkannya karena pedang ini Stormbringer adalah pedang ajaib. Selain itu, ini ditampilkan dalam beberapa kisah fantasi oleh penulis Michael Moorcock. Stormbringer dibuat oleh pasukan Chaos. Juga, itu digambarkan sebagai pedang hitam besar yang dilengkapi dengan rune aneh yang diukir jauh ke dalam bilahnya.
Berdasarkancerita rakyat Pasundan di Gunung Puntang pernah didirikan kerajaan yang disebut negara Puntang, hal ini dibuktikan dengan diketemukannya beberapa onggok batu besar yang diduga ada kaitannya dengan sejarah Gunung Puntang (Negara Puntang), onggokan batu tersebut antara lain batu Korsi, Batu kaca-kaca dan Batu Kompaan.
Bandung - Tentu Anda heran, bila ada pedang raksasa tertancap di atas bukit. Itulah yang akan dirasakan saat lewat di Kawasan Karst Citatah, Bandung Barat. Keberadaan pedang itu pun, mengundang tanya siapapun yang baru melihatnya. Ada apa ya?Saat menuju Bandung dengan melewati jalur Puncak, terlebih dahulu Anda akan melintasi daerah Jalan Raya Gunung Masigit. Di jalan ini, pelancong akan disuguhkan panorama pegunungan kapur yang menawan. Banyak traveler mengenal daerah ini sebagai Kawasan Karst Kawasan Karst Citatah mmemiliki panorama unik dan mengagumkan. Tak heran bila daerah ini juga sering digunakan untuk syuting film, salah satunya '18+ True Love Never Dies' yang dibintangi oleh Adipati Dolken dan Samuel Zylgwyn. Namun sayang, udara di daerah ini kurang bersahabat dan jalanannya sangat berdebu. Beberapa waktu lalu detikTravel pun sempat melintasi jalan ini menuju Bandung. Di antara kelokan-kelokan tajam saya melihat panorama yang tak biasa di kiri jalan. Gunung-gunung kapur membentang kokoh di jalan yang mengarah Bandung. Kalau dilihat-lihat lebih detil, sebenarnya Kawasan Karst Citatah ini sangatlah cantik dan ada satu bukit yang mencuri pehatian. Bila dilihat dengan jelas, ada pedang raksasa yang menancap di salah satu bukitnya. Sudah tentu, pedang tersebut membuat saya Kawasan Karst Citatah juga menyimpan banyak penemuan kuno. Seperti adanya Gua Pawon yang pernah ditemukan situs purbakala berupa alat-alat batu, gerabah, bongkah andesit sebagai alat tumbuk, dan tulang-tulang yang diyakini sebagai tulang ke pinggir jalan, sembari mengambil beberapa foto saya pun mencari warga sekitar untuk bertanya."Tidak ada yang tahu persis tentang pedang itu," kata Irah, salah seorang pedagang yang ada di kawasan itu, kepada detikTravel beberapa waktu pun menambahkan, konon pedang itu jatuh dari langit saat tsunami Aceh. Namun, tak semua orang bisa percaya dengan mudah tentang cerita pedang hitam tersebut. Logikanya, tidak mungkin ada pedang yang tiba-tiba jatuh dari mencari informasi dari berbagai sumber, keberadaan pedang ini memang sempat menghebohkan warga sekitar Desa Citatah. Keberadaannya juga dikaitkan dengan cerita mistik, tentang bukit Klenik yang menjadi tempat menancapnya pedang versi cerita pun bermunculan. Salah satunya menceritakan kalau sebenarnya itu adalah belati raksasa yang menjadi ciri Kopassus. Belati dengan panjang sekitar 9 meter itu sengaja dipasang di pinggir bukit, dan ditancapkan sebagai tanda bukit tersebut kini milik penasaran, saat melintas di Jalan Raya Cipatat Anda bisa melihat belati raksasa tersebut. sst/sst
Halini menunjukkan bahwa Dewi Anjani adalah jin baik-baik. Yang menarik juga, jin yang ada di Gunung Rinjani disebutkan sebagai jin Islam. Hal ini berhubungan dengan silsilah Dewi Anjani sebagai anak penyebar agama Islam di Lombok, yaitu Gaoz Abdul Razak.Hal itu berkaitan dengan beberapa kisah lisan yang disampaikan oleh masyarakat setempat, (para pendaki gunung) menjumpai mata air zam zam dan kabah di Gunung Rinjani.
Pagi tadi saya mencoba mencari data mengenai padalarang, ada yang menggelitik keingin tahuan saya mengenai asal usul nama padalarang. kenapa sih namanya padalarang? pada ngelarang? atau padang tegalan/bukit yang terlarang? setelah browsing sana sini, buka buku sana sini akhirnya saya mendarat di salah satu situs yang memuat tulisan pak Budi Brahmantyo, beliau adalah koordinator Kelompok Riset Cekungan Bandung. awalnya saya pikir ini mengenai asal usul kata Padalarang, tapi ternyata isinya lebih menarik lagi karena selain mengenai konservasi lingkungan tulisan beliau juga berisi korelasi hubungan antara nama nama tempat di padalarang dengan cerita sangkuriang yang ngebet untuk memperistri ibu kandungnya sendiri yang tidak ia sadari. yuk kita simak sama sama tulisan beliau. Amuk Sangkuriang di Citatah. Bagi beberapa penduduk sepuh di kampung-kampung pelosok perbukitan kapur Tagogapu – Citatah – Rajamandala, sebelah barat Bandung, cerita amarah Sangkuriang sedikit berlanjut. Cerita lisan yang didapat dari seorang sesepuh Kampung Rancamoyan, Desa Gunungmasigit, Kecamatan Cipatat mungkin menarik untuk disimak. Menurut sesepuh itu, sebenarnya amarah Sangkuriang tidak berhenti dengan menendang perahu dan kemudian mengejar Putri Dayang Sumbi. Sangkuriang juga mengobrak-abrik persiapan pesta pernikahan. Selain perahu, semua barang ditendanginya. Berdasarkan sakakala Sangkuriang yang berlanjut di perbukitan kapur Citatah itulah, beberapa toponim bukit kapur berkaitan erat dengan legenda amarah Sangkuriang menghancurkan persiapan pestanya itu. Pasir disingkat Pr. = bukit Pawon yang berarti dapur, Pr. Leuit lumbung, Pr. Pabeasan tempat beras, Gunung Hawu tungku, Pr. Kancahnangkub wajan/panci yang terbalik, semuanya merupakan bukit-bukit yang terpisah jauh. Begitu pula Pr. Bende dan Gua Ketuk yang berarti alat tetabuhan, serta Pr. Manik yang berarti perhiasan. Makanan dan minuman terburai menjadi Ci Bukur. Bukur dalam bahasa Sunda adalah sisa-sisa makanan. Cerita selanjutnya menurut kasepuhan Rancamoyan itu, Sangkuriang menyiapkan pelaminannya di satu bukit kapur yang bernama Karangpanganten. Ijab kabulnya direncanakan di Gunung Masigit atau masjid. Di sini cerita yang sebenarnya berbasis Hinduisme sudah terpengaruh oleh Islam. Tak utuh lagi Kemarahan Sangkuriang yang mengejar-ngejar Dayang Sumbi diekspresikan di dalam toponim sungai Ciluncat, tempat dimana pengejaran itu meloncat-loncat. Kadang kala kejar-kejaran tersebut ada rehatnya juga sehingga Sangkuriang sempat berjemur di Rancamoyan, yang berarti rawa tempat moyan, berjemur. Keseluruhan peristiwa itu dicatat sebagai suatu bencana yang diterapkan pada nama satu bukit kapur, Pr. Bancana. Jika berkendaraan dari Padalarang ke arah Cianjur, kita akan dapati semua toponim bukit dan sungai itu tersebar sejak di Ciburuy hingga di Cibogo. Setelah melewati Situ Ciburuy dari Padalarang, satu persatu kita akan temui bukit-bukit itu, diawali Pr. Pabeasan di selatan atau kiri jalan. Bukit kapur tegak ini terkenal di kalangan pemanjat tebing sebagai Tebing-125 karena berketinggian 125 m, dinding tegak tertinggi di perbukitan ini. Di baliknya terdapat G. Hawu. Suatu dinding yang jika dilihat dari arah selatan tampak berlubang menganga, membentuk suatu lengkung alami yang sangat indah. Memang persis seperti tungku kayu bakar dengan lubang perapiannya berupa lubang vertikal sedalam kira-kira 90 m. Satu bukit kecil Pr. Kancahnangkub berada jauh di selatan Pr. Pabeasan pada perbukitan bukan kapur. Kira-kira pada Km. 22 akan kita dapati Karangpanganten berupa bukit-bukit tegak runcing di sebelah utara atau kanan jalan. Di sebelahnya, berderet Pr. Pawon sebagai satu-satunya bukit kapur yang masih utuh karena keberadaan situs manusia purbakala, dan Gunung Masigit, bukit kapur berbentuk kerucut yang rusak karena galian batu kapur hingga ke puncak-puncaknya. Lalu ke arah barat kita jumpai Pr. Leuit yang sulit dikenali lagi dan Pr. Bancana yang juga menganga ke atas karena galian kapur juga. Cibukur, Ciluncat dan Rancamoyan sedikit masuk ke pedalaman dari jalur jalan raya ke arah utara. Semakin ke arah barat, kita akan jumpai Pr. Manik yang masih utuh karena bukit kapur ini dikuasai Kopasus untuk latihan panjat tebing. Di atas puncak bukit dengan tebing setinggi 49 m ini “tertancap” belati komando raksasa sebagai ciri yang cukup mencolok. Jauh di sebelah selatan, terdapatlah Pr. Bende yang bernasib lebih buruk, jadi lahan tambang juga. Bagaimana nasib bukit-bukit itu sekarang? Dari hasil pengamatan di lapangan maupun dengan sedikit bantuan citra satelit, dapat disimpulkan bahwa hampir tidak ada satu pun bukit kapur yang masih utuh. Tiga di antaranya, yaitu Pr. Pawon, Pr. Manik dan Pr. Sangiangtikoro masih baik. Hal ini karena Pr. Pawon memiliki Gua Pawon yang telah menjadi situs arkeologis dan merupakan sumber air bersih bagi masyarakat di hilirnya, sedangkan Pr. Manik dikuasai Kopasus, dan Pr. Sangiangtikoro berada di bawah otoritas PLTA Saguling. Bukit-bukit yang lain tinggal menunggu waktu untuk hancur dan rata. Gunung Masigit yang dikeroyok tujuh pengusaha galian batu kapur, dari tahun ke tahun berubah drastis dan akan kehilangan ciri morfologinya yang unik. Apalagi bagi ilmu geologi, bukit ini adalah bukit sangat penting karena merupakan lokasi tipe bagi Formasi Rajamandala, yaitu lokasi standar stratigrafi untuk jenis batu gamping yang berumur 30 – 23 juta tahun yang lalu ini. Pasir Pabeasan relatif aman karena setiap minggu selalu ada latihan panjat tebing. Begitu pun G. Hawu yang ada di belakangnya. Namun, jangan tanya bagaimana rangkaian punggungan bukit ini persis di kiri dan kanannya hancur juga dengan tangan-tangan mesin backhoe yang tanpa ampun menggerogoti. Pr. Bancana, Pr. Bende, G. Guha dan Pr. Guha di Kabupaten Cianjur tidak luput dari incaran pengusaha pengolahan kapur. Habis Pertanyaan berikutnya, sampai kapan usaha ini berlanjut? Mestinya sampai semua batu kapur habis atau ludes. Lalu inilah skenario terburuk yang tergambar di pelupuk mata di bawah batu gamping tersembul batu lempung yang menjadi penyebab longsor utama di sepanjang jalur ini. Batu lempung ini juga cenderung tidak subur. Lalu hilang pula sumber-sumber air bersih yang tadinya berupa mata air pada kontak batu kapur – batu lempung. Inilah warisan yang akan kita berikan untuk anak cucu kita sendiri di masa depan! Palias… Syukur, kesadaran akan masa depan yang tergambar buruk di Citatah rupanya telah mulai disadari. Pada 18 Desember 2007, Gubernur Jawa Barat melakukan acara Ngarumat Pr. Pabeasan jeung G. Hawu untuk memelihara lingkungan di sekitar dua bukit unik ini. Selanjutnya pada 29 Desember 2007 diadakan sarasehan di depan Gua Pawon yang berhasil mengikat komitmen legislatif dan eksekutif Kabupaten Bandung Barat untuk menata kawasan Goa Pawon dan Gunung Masigit serta seluruh kawasan kars Citatah berwawasan lingkungan. Bacajuga: Legenda Gunung Semeru, Paku Bumi di Tanah Jawa yang Ditancapkan Para Dewa. Sebagaimana banyak tempat di Jawa, Gunung Semeru juga memiliki misteri yang belum dipecahkan hingga saat ini. Bahkan, asal-usul Gunung Semeru juga dikaitkan dengan sejumlah legenda yang sudah turun temurun diyakini masyarakat sekitar. Asal-usul Gunung Semeru Sebelum adanya pistol atau senapan, senjata tajam adalah pilihan utama bagi para tentara yang pergi berperang. Salah satu yang paling utama adalah pedang. Dengan pedang, para tentara dapat dengan efektif menebas para musuh dalam pertarungan satu lawan ketajamannya, pedang yang dibawa melambangkan kuasa dan otoritas yang menciutkan nyali para lawan. Oleh karena itu, para penguasa zaman dulu juga terkenal akan senjata yang dibawanya ke medan pedang-pedang yang terkenal di seluruh dunia yang selain karena ketajamannya, juga karena Khopeshilustrasi Khopesh kita mulai daftar ini dengan pedang bernama Khopesh. Kamu belum pernah mendengar tentang pedang Khopesh? Tidak apa-apa! Kali ini, kamu akan belajar adalah salah satu pedang paling berpengaruh yang muncul pada Zaman Perunggu. Ditempa sejak masa Kerajaan Baru Mesir, pedang khopesh - yang berakar dari kata "ḫpš" yang berarti "kaki" sesuai bentuknya - memiliki sabit pengait di luar bilah pedangnya. Selain Mesir, pedang Khopesh juga dipakai oleh kaum interpretasi "Prasasti Hering" Stele of the Vultures, Raja Sumeria, Eannatum dari Lagash, digambarkan menggunakan khopesh dalam peperangan; sehingga, pedang tersebut bisa ditelusuri asalnya hingga 2500 SM. Jika orang Sumeria juga memakainya, kenapa sejarah mencatat pedang ini berasal dari Mesir?Pedang ini biasanya ditempa dari perunggu dengan panjang 50 cm hingga 60 cm dan diyakini datang ke Mesir melalui para saudagar dari Timur periode Kerajaan Baru Mesir, khopesh menjadi senjata militer wajib dan disukai karena kemampuannya dalam pertarungan jarak dekat. Oleh karena itu, senjata ini jadi terkenal dari tentara Mesir menggunakan sabit khopesh yang tumpul untuk merebut perisai musuh agar lebih mudah ditebas; jadi, hanya bilah dalamnya saja yang diasah. Selain itu, tentara Mesir mengganti khopesh perunggu menjadi besi untuk meningkatkan daya militer, khopesh juga memiliki nilai sakral dalam kebudayaan Mesir. Pedang ini sering digambarkan dalam seni hieroglif atau dimasukkan ke dalam sarkofagus figur Mesir terkemuka, terutama para Firaun. Salah satu contohnya adalah Firaun Tutankhamun yang dimakamkan bersama dua pedang khopesh dengan ukuran khopesh akhirnya tidak dipakai lagi sekitar abad ke-12 Ulfberhtilustrasi Ulfberht tahu pedang yang terlihat dipakai oleh para ksatria dari Britania Raya? Bagaimana jika ternyata, pedang tersebut adalah pedang milik kaum Viking? Ya, pedang Ulfberht dari abad ke-9 adalah senjata yang menjadi saksi bisu keganasan kaum Viking saat menjarah benua hanya beberapa dari tentara Viking terpilih yang membawa pedang, bukti sejarah menunjukkan bahwa pedang tersebut bilah yang terlalu... "modern" untuk zamannya. Uniknya, pedang ini diukir dengan tulisan "+VLFBERH+T" atau "+VLFBERHT+". Oleh karena itulah, namanya disebut "Ulfberht ".Pedang Ulfberht ditempa dari baja karbon tinggi dan terkenal karena daya serang, fleksibilitas, dan ketajamannya yang melebihi pedang di zamannya. Dari segi ukuran, Ulfberht memiliki panjang 91 cm dan berat yang cukup ringan, 1,2 kg!Terdapat sekitar 170 pedang Ulfberht yang berasal dari abad ke-9 hingga abad ke-11 Masehi. Kebanyakan dari pedang Ulfberht berasal dari Norwegia dan Finlandia. Ulfberht kemudian bak ditelan Bumi, menghilang dari benua Eropa hingga muncul kembali saat Revolusi Industri 1760 - 1850. Baca Juga Fakta Pedang Damaskus, Pedang Terkuat Sepanjang Sejarah 3. Katanailustrasi katana apa yang pas untuk menggambarkan kebudayaan Jepang, terutama para Samurai dan Ninja? Tentu saja, pedang katana! Pertama kali dikembangkan pada zaman Muromachi 1336 - 1573, pedang katana menjadi senjata pilihan para samurai yang mengabdi untuk melindungi para Katana nama pedangnya, samurai adalah orang yang menggunakannya! Jangan terbalik lagi!Pada masa itu, samurai terbaik dikenal karena kemampuan untuk menebas musuh dengan sekali tebas. Baik untuk para samurai dan masyarakat Jepang dari dulu hingga sekarang, katana dihormati sebagai suatu karya seni yang katana yang paling terkenal hingga saat ini "Honjo Masamune". Sebenarnya, katana ini bernama "Masamune" dan dianggap sebagai "sesepuh" katana. Masamune ditempa sekitar abad ke-13 atau ke-14 oleh pengrajin pedang legendaris, Goro Nyudo dari mana nama "Honjo"? Dianggap sebagai salah satu bilah Jepang paling indah yang pernah dibuat di masa Keshogunan Tokugawa, pedang itu jatuh ke tangan Honjo Shigenaga, seorang samurai suruhan Uesugi Kenshin, pada abad Masamune kemudian terus diwariskan hingga akhirnya hilang pada masa Perang Dunia II PD II setelah dipegang oleh Tokugawa Iemasa. Pada 1939, Jepang menyatakan Honjo Masamune sebagai Pusaka Nasional. Untuk menambah aspek legendarisnya, hingga saat ini, Honjo Masamune belum Gladiusilustrasi Gladius pemimpin yang ambisius, Kekaisaran Romawi juga terkenal akan tentaranya dan senjata mereka, pedang gladius. Beberapa belati militer zaman sekarang juga terinspirasi oleh bentuk gladius. Bagaimana kisahnya?Sejak reformasi yang dilakukan oleh Gaius Marius pada 107 SM, pedang gladius menjadi salah satu senjata wajib para tentara Romawi wajib dilengkapi oleh tombak scutum, lembing pila, belati pugio, dan anak panah plumbatae.Tidak kalah dari tombak dan perisai mereka yang indah, gladius ikut membantu tentara legiun Romawi untuk menaklukkan Cekungan gladius berevolusi selama berabad-abad. Tetapi, gladius umumnya memiliki ujung yang tajam dan bilah pedang yang kokoh hasil tempaan dari baja bermutu tinggi. Gladius sendiri memiliki berat 1 kg dan panjang hingga 85 cm dengan bilah sepanjang 68 untuk menikam musuh, gladius memang paling efektif ketika digunakan dalam formasi di mana para tentara Romawi harus melindungi diri mereka sendiri dengan perisai sambil melakukan tikaman berulang-ulang terhadap serbuan musuh. Akan tetapi, tidak jarang juga gladius digunakan untuk menebas bukunya yang berjudul "From Sumer to Rome" pada 1991, sejarawan Richard A. Gabriel dan Karen S. Metz menganggap pedang gladius sebagai salah satu senjata yang memakan korban terbanyak sebelum ditemukannya senapan. "Di tangan serdadu Romawi yang sangat terlatih, gladius adalah senjata paling mematikan dari semua senjata yang diproduksi oleh tentara kuno. Pedang ini menewaskan lebih banyak tentara daripada senjata lain dalam sejarah, sampai penemuan senapan," tulis Gabriel dan Metz. 5. Falcatailustrasi falcata VictoryPedang paling terkenal dalam sejarah terakhir di daftar ini adalah pedang falcata. Kamu belum pernah mendengar pedang ini? Tidak apa-apa!Tetapi, kalau kamu melihat bentuk pedang ini, mungkin kamu akan teringat dengan pedang yang dipakai pasukan Sparta dalam menghalau pasukan Persia di film "300". Maaf sekali, pedang ini berbeda dengan milik Sparta!Para sejarawan pun maklum, kok! Bentuknya memang mirip dengan kopis, pedang yang digunakan oleh para tentara Sparta dari falcata adalah pedang yang digunakan oleh prajurit Celtiberia di sebelah selatan Semenanjung Iberia sekarang Spanyol. Nama falcata berasal dari bahasa Latin "falcatus" yang berarti "berbentuk elang".Dibuat dari besi atau baja berkualitas tinggi, bilah falcata dibuat unik bilah bermata tunggal berdekatan dengan gagang, dan bilah bermata dua dibuat di dekat ujungnya. Falcata dirancang untuk menggabungkan kekuatan memotong bak kapak dengan kemampuan menebas bak Perang Punisia Kedua, falcata mendapatkan reputasinya di mata jenderal Hannibal, sampai-sampai ia menyuruh seluruh pasukan Kartago-nya agar memakai falcata sebagai senjata untuk pertarungan jarak dekat, Hannibal juga patut berterima kasih pada falcata saat mengalahkan pasukan Romawi di Cannae pada 216 SM selain karena taktiknya yang pedang-pedang yang ikut membentuk sejarah bersama persenjataan lainnya. Menurutmu, manakah pedang yang kamu tahu? Atau, pedang manakah yang menurutmu paling mengesankan baik dalam segi desain dan daya serang? Yuk, bagikan opinimu! Baca Juga 11 Hal Tak Terungkap tentang Excalibur, Pedang Milik King Arthur BacaJuga: Wisata Bukit Geger di Bangkalan. Namun ketentraman sang raja bersama rakyatnya jadi guncang , ketika terjadi peristiwa yang menimbulkan aib besar bagi kerajaan. Peristiwa itu berawal ketika sang Putri Doro Gung dalam tidurnya bermimpi kemasukan "rembulan" dari mulutnya. Aneh, beberapa bulan kemudian sang putrid hamil secara gaib. Sudah dua tahun saya dengan orang tua berada di Padalarang, dari kota Bandung pindah ke Kabupaten Bandung kemudian pindah ke Kabupaten Bandung Barat. Keputusan pindah-pindah rumah bukan karena apa-apa namun menyesuaikan dengan keaadan ekonomi yang cukup. Di Padalarang ini kami sekeluarga betah dan nyaman tinggal disini. Di rumah kontrakan yang cukup luas. Ada tradisi di keluarga kecil kami ini. Setiap sedang makan siang kami selalu bercerita, baik tentang keluarga atau lainnya. Masing teringat menu masakan ibu yang khas dengan sambal baladonya dan kala itu saya bercerita mengenai asal-usul nama Padalarang. Kemudian, cerita saya ini membuat Ibu saya bernostalgia akan masa mudanya yang pernah praktik kerja di Pabrik Kertas dekat Stasiun Bandung Barat itu. Cerita itu, akan saya kisahkan kembali disini. Asal Usul Nama Padalarang Saya memang penyuka buku dan sering membeli buku namun tak banyak juga bukubuku di rumah kontrakan kami, tetapi ada tulisan menarik bagaimana nama Padalarang itu muncul, Ryzki Wiryawan dalam bukunya Pesona Sejarah Bandung Hingga Awal Abad ke-20, diterbitkan oleh Penerbit Layung. Ia menuliskan asal usul nama dan cerita mengenai Padalarang ini, ia mengutip dari Dongeng-Dongeng Sunda Kabupaten Bandung yang di kumpulkan oleh Maryati Sastrawijaya, Kalsum, dan Kahyuna, terbit tahun 1988, yang ada kaitannya nama Padalarang dengan Dipati Ukur. “Disebutkan bahwa seorang warga bernama Ahmad Suteja, lahir tahun 1937, yang tinggal di Desa Jaya Mekar, mengisahkan kaitan nama Padalarangdengan Dipati Ukur. Menurutnya, ketika Dipati Ukur dikejar-kejar oleh tentara Belanda, mereka tiba di wilayah yang sekarang bernama Padalarang, dan mengadakan musyawarah di sana. Pada waktu itu ada sebagian pasukan Dipati Ukur yang melawan perintah Dipati Ukur, sehingga mereka dijatuhi hukuman gantung. Tempat kejadian iu kemudian dinamakan “Kampung Gantungan”. Akibat banyak pasukan yang tewas di gantung, banyak senjata-senjata yang tidak dipergunakan lagi. Karena dianggap merepotkan apabila membawa senjata-senjata tersebut, maka diputuskan bahwa senjata-senjata itu itu akan dikuburkan di dalam tanah agat tidak ditemukan tentara Belanda. Tempat dikuburkannya senjata-senjata berada di daerah Cipadangmanah. Senjata-senjata itu bermacam-macam, seperti keris, tombak, dan pedang. Akibat kejadian tersebut, tempat itu disebut "Padang Larang", tetapi kemudian berubah menjadi "Padalarang”. Kampung Gantungan itu sendiri dekat dengan rumah kontrakan kami dan satu desa dengan saya Desa Jayamekar. Dan,di Kecamatan Padalarang ini terdapat 10 Desa, ada desa Kertamulya, Padalarang, Cimerang, Campamekar, Tagogapu, Ciburuy, Kertajaya, Cipeundeuy, Jaya Mekar, Laksana Mekar. Pabrik Kertas Pertama di Indonesia Di Kecamatan Padalarang terdapat pabrik kertas pertama di Indonesia, yang dikenal NV. Papier Fabrik Padalarang. Berdiri tahun 1922 dengan direktrur Ir. CWJ Hoyer. Pabrik kertas di Padalarang ini merupakan cabang dari NV Papier Fabrik Nijmegen, Belanda, tahun 1935 pabrik kertas di Padalarang ini memiliki cabang di Leces, Probolinggo, Jawa Timur. Ketika tahun 1950, diadakan nasionalisasi peninggalan Belanda, termasuk pabrik kertas di Padalarang, yang kini di kenal PT. Kertas Padalarang. AsalUsul Gunung Tangkuban Parahu. Gunung tangkuban Perahu terletak sekitar 30 km di utara Kota Bandung. Gunung ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang menarik di Jawa Barat. Lingkungan alamnya yang sejuk, dan sumber mata air panas di kaki-kaki gunungnya. Deretan kawah yang memanjang, menjadi daya tarik tersendiri.

- Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Banten yang ibu kotanya juga bernama Pandeglang. Pandeglang ini merupakan kabupaten paling barat yang ada di Pulau Jawa. Luas wilayah Kabupaten Pandeglang mencapai kilometer persegi, yang mencakup beberapa pulau kecil di Samudera kecil itu adalah Pulau Panaitan, Pulau Deli, dan Pulau Tinjil. Selain itu, kabupaten ini juga memiliki Taman Nasional Ujung Kulon. Pandeglang merupakan kabupaten yang memiliki beberapa gunung dan sungai, seperti Gunung Karang, Gunung Pulosari, dan Gunung sungai yang ada di Pandeglang yaitu Sungai Ciliman yang mengalir ke arah barat dan Sungai Cibaliung yang mengalir ke selatan. Sejarah Kabupaten Pandeglang Pemerintahan di Pandeglang sudah ada sejak tahun 1828. Saat itu, berdasarkan Staatsblad Belanda, Pandeglang merupakan bagian dari Kabupaten Serang. Dalam aturan tersebut, Kabupaten Serang memiliki 11 kawedanan, salah satunya Kawedanan Pandeglang. Kawedanan Pandeglang ini terdiri dari dua wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Pandeglang dan Kecamatan Cadasari. Kemudian bentuk pemerintahan ini diubah melalui Staatsblad Nomor 73 Tahun 1874. Dalam aturan baru ini, Pandeglang resmi berstatus kabupaten.

7tPfB.
  • ehj0xgru8i.pages.dev/459
  • ehj0xgru8i.pages.dev/200
  • ehj0xgru8i.pages.dev/70
  • ehj0xgru8i.pages.dev/119
  • ehj0xgru8i.pages.dev/121
  • ehj0xgru8i.pages.dev/495
  • ehj0xgru8i.pages.dev/497
  • ehj0xgru8i.pages.dev/118
  • asal usul pedang di gunung padalarang